1. Masih sedikit pembudidaya merpati hias
2. Semakin banyak orang yang mengoleksi merpati hias untuk dijadikan hiasan rumah
3. Terbatasnya jumlah merpati hias di pasaran sehingga harganya masih lumayan mahal
4. Sebetulnya merpati hias mudah dikembangbiakkan asal kita selalu perhatian
Merpati hias sedang berebut makanan
Warta merpati terkini, muatan majalah burung Pas.com, Dua tiga bulan terakhir ini hobiis merpati dikejutkan dengan melambungnya harga merpati hias, sehingga berakibat burung merpati hias banyak yang nyari. Bagaimana tidak tertarik, bila harga seekor merpati hias bisa mencapai Rp 20 juta.
Maka tak mengherankan jika peluang ini dimanfaatkan oleh peternak sebagai ladang bisnis yang cukup menggiurkan. Salah satu penggemar yang kini konsen melirik merpati adalah Syarif Hidayatullah dimana ia telah merasakan manisnya berbisnis ternak merpati hias tersebut Berkat kesabaran serta ketekunannya menjalankan usaha peternakan merpati sejak 1995 di farmnya, kini ia di kenal menjadi jutawan.
Menurut alumnus STTNAS Yogyakarta ini awalnya ia melakoni usaha peternakan merpati hias awalnya hanya sebatas karena hobi. Dulu yang hanya memiliki beberpa pasang indukan merpati dan sebuah kandang yang sederhana akhirnya berkembang dan terus berinovasi agar mampu melayani permintaan pasarnya.
Ketika kru majalah burung pas.com ini mengintip areal bird farm merpatinya yang saat ini di kandang yang berukuran 15x3 m2, juga terlihat sekitar 20 pasang indukan yang di tangkarkan selain juga beragam jenis, seperti induk trah dari Jakobin, double kapite, kapocin, santinet, friil back, king, copachine, karier, black nun, lahore, mike fixer, mispy, organ, grescie modena serta chinese owl, terpantau dengan baik.
Di antara beberapa jenis tersebut, Jakobin serta santinet merupakan merpati hias yang paling diburu penghobiis, sehingga tak heran apabila harga dari kedua jenis inadalah yang paling mahal. Berbicara bentuk bodi serta penampilan yang unik dari jenis jakobin dan santinet ternyata bagi pemburu merpati yang di kembangkan ini telah menjadi daya pikat tersendiri bagi hobiis merpati hias.
”Jakobin memiliki ciri bermatel lebat dan panjang hingga menutup bagian kepala serta di dukung sayap dan ekornya panjangnya hampir sama. Sedangkan santinet berciri khas ekornya seolah ada plong bulat-bulat, dada berdasi, paruh bengkok, berbulu batik sehingga mirip ayam kanada serta dikakinya berbulu lebat” terang pria kelahiran Cirebon ini.
Menjawab pertanyaan majalahburungpas tentang jaringan pasarnya Syarif memgatakan saat ini pasar Jawa Timur merupakan pasar terbaik. Merpati hias mania di wilayah timur berani membeli dengan harga yang tinggi. Demi mendapatkan anakan bahkan indukan yang berkualitas baik mereka pun tak segan-segan datang langsung ke peternakan meski jaraknya jauh. Sementara Jakarta dan Bandung harganya masih di bawah Jawa Timur, utamanya Surabaya.
Menyinggung soal harga, Syarif mengungkapkan harga anakan berumur kurang lebih dua bulan dipatok antara Rp 200.000,- s/d Rp 250.000,-. Namun untuk jenis merpati hias kipas harganya sedikit dibawah, yakni berkisar Rp 150.000-an. ”Untuk bentuk tertentu dengan warna-warna langka dan bervariasi pernah ada yang menawar seharga Rp 500.000,- tetapi tidak saya lepas” tuturnya menambahkan
Terlepas dari harga yang ditawarkan Syarif, harga seekor merpati hias di luar peternak bisa mengalami kenaikan yang tinggi. Sehingga bukan hanya peternak tetapi pedagang pun diuntungkan dengan semakin melambungnya merpati hias seiring perburuan para merpati hias mania. anda tertarik ? “majalah burung pas.com membuka inspirasi ”anjar”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar