Kamis, 25 Agustus 2016

Jenis Perkutut dan Tuahnya

Tidak henti hentinya orang jawa selalu mempercayai perimbon – perimbon atau kisah jaman kerajaan yang konon perkutut adalah hewan jelmaan para pangeran majapahit.
Seperti contoh gambar dibawah ini adalah jenis burung bertuah jawa yang memiliki leher zebra tanpa putus di lehernya, menandakan jenis burung tersebut adalah daringan dan sangat langka. Menurut primbon jawa “barang siapa yang menemukan atau memelihara burung dengan berciri ciri loreng di lehernya tanpa putus, maka dia bersama pangeran majapahit dan akan dibawakan kebahagiaan kepada pemiliknya”.

Image result for garis leher tanpa putus perkutut
Garis Leher Tanpa Putuh - jenis perkutut bertuah

Burung perkutut di indonesia apalagi di jawa memang memiliki unsur gaib, maka dari itu warga asing selalu heran dengan orang jawa, karena jenis perkutut di negara asing merupakan burung yang dapat hidup mandiri tanpa bantuan manusia serta di lepas bebas.


5 Jenis Perkutut Bertuah Baik Bagi PemiliknyaBerikut di bawah ini adalah 5 jenis perkutut yang dipercaya dapat memberikan kebaikan kepada pemiliknya, yaitu :

1. Perkutut Katuranggan
Merupakan perkutut yang dapat memberikan kesenangan, kebahagian dan ketentraman kepada pemiliknya dan lingkungan keluarga yang dekat dengan burung katuranggan.

Ciri perkutut katuranggan ini adalah memiliki bunyi / suara yang berbeda pada umumnya. Untuk bentuk fisiknya sama persis dengan perkutut jawa pada lainnya

Image result for perkutut katuranggan
Perkutut Katuranggan - jenis perkutut bertuah


2. Perkutut Songgo Ratu
Perkutut songgo ratu adalah perkutut dari putra raja dari bali yang dahulunya melarikan diri di kota banyuwangi karena di kejar musuh – musuhnya, dan saat ketika putra raja tersebut terbunuh saat melarikan diri, dia menjelma renkarnasi menjadi perkutut atau dinamakan sebagai perkutut songgo ratu.

Tanda atau ciri utama dari perkutut songgo ratu adalah bentuk fisik pada kepala jambul, paru dan kaki bewarna gelap.

Jenis perkutut bertuah ini juga memiliki habitat aneh yang disukai yaitu pada area yang sepi seperti goa, kuburan, rumah angker dan sebagainya.


Perkutut Songgo Ratu - jenis perkutut bertuah


3. Perkutut Lurah
Jenis perkutut bertuah yang mendatangkan kewibawaan bagi pemiliknya seperti juragan yang dihormati. Burung ini adalah burung yang aneh bila dilepaskan di habitat liarnya, burung ini tidak mencari makan melainkan disuapi oleh burung lain sejenisnya, seperti layaknya bos yang memiliki bawahan.

Perkutut bertuah ini biasa disebut sebagai perkutut lurah yang dapat mendatangkan rejeki dan kewibawaan.
Ciri bentuk fisiknya adalah dada bewarna keputih – putihan disertai bagian atasnya loreng – loreng seperti kulit ular.


Perkutut Lurah - jenis perkutut bertuah


4. Perkutut Daringan
Merupakan jenis perkutut bertuah yang mendatangkan rejeki pada istri dan suami, pada primbon jawa jenis perkutut daringan juga memiliki makna sendiri pada ciri fisiknya yaitu pada leher yang bergaris garis tanpa putus.

Garis tanpa putus melambangkan rejeki yang tidak akan putus hingga 7 keturunan dari seorang istri maupun suaminya.

Image result for perkutut daringan
Perkutut Daringan - jenis perkutut bertuah


5. Perkutut Putih
Jenis perkutut bertuah lainnya adalah perkutut putih, perkutut ini dahulunya memiliki sejarah sendiri pada jaman kerajaan majapahit. Perkutut tipe ini hanya dipelihara oleh sang raja atau pimpinan bawahan raja.

Dalam pasaran perkutut putih ini memang sangat langka, dan harganya pun tidak semurah perkutut lainnya, sehingga banyak mitos jawa menandakan barang siapa yang memelihara burung perkutut putih maka dia akan kaya hingga burung tersebut meninggal.

Image result for perkutut putih
Perkutut Putih - jenis perkutut bertuah




Sumber: http://injenisburung.blogspot.com/

Jenis Suara Perkutut

Suara burung perkutut terdiri dari 3 bagian. Yaitu suara depan, tengah dan ujung. Suara itu baru dianggap merdu kalau bagian depannya bersih, sedang iramanya luwes, panjang dan membat.

Image result for Jeni perkutut


Sejarahnya pada zaman dahulu, nilai seekor perkutut ditentukan oleh 2 hal, yaitu kemerduan suara dan nilai katuranggannya (bentuk lahiriah, bagian badan yang nampak di luar). Tapi pada zaman sekarang, nilai itu hanya berdasarkan keindahan suaranya saja. Pendapat ini dikemukakan oleh Ketua Umum P3SI (Persatuan Penggemar Perkutut Seluruh Indonesia).

Berbicara mengenai keindahan suara, katanya setiap individu mempunyai selera sendiri-sendiri. Sebab, kesan yang diterima indera pendengaran bagi setiap orang berbeda-beda. Namun dalam kehidupan sehari-hari dikenal juga adanya selera umum. “Nah, keindahan suara perkutut menurut selera umum ini seperti apakah ?”

Berdasarkan Buku Kawruh Peksi Berkutut ditulis tangan dengan huruf Jawa oleh R.W Padmodiprodjo pada zaman Belanda, dr. Soemoro membagi suara burung perkutut menjadi 3 bagian. Yaitu suara depan (pengajeng/angkatan), suara tengah (penengah/pukulan), dan suara ujung(dawah/pembuang). Ketiga bagian suara ini kalau dieja secara sederhana berbunyi : “Hur- kete – kuk”.

Dari ketiga bagian suara ini, suara tengah (“kete”) boleh tidak ada atau tidak terdengar. Tapi suara depan dan suara ujung belakang mutlak harus ada. Karena tak ada burung perkutut yang berbunyi :” Hur – kete” atau “Kete – kuk” saja. Sedang perkutut yang berbunyi :”Hur – kuk” banyak ditemukan, misalnya perkutut bangkok.


Jumlah suku kata pada suara perkutut disebut tanduk atau wirama. Suara yang hanya terdengar “hur – kuk” saja disebut suara tanduk 2 atau wirama 2, yang terdengar “Hur – te – kuk” disebut tanduk 3 atau wirama 3, sedang yang terdengar “Hur – kete – kuk” disebut tanduk 4 atau wirama 4. Kalau jumlah suku katanya lebih dari 4, istilahnya adalah nutuk. Burung perkutut yang bunyinya “Hur – ketete – kuk” disebut bersuarau nutuk 5, ketek rangkep. Kalau bunyinya “Hur – kete – kuk kuk” istilahnya adalah nutuk 5, susun.

Mengenai keindahan suara, bunyi anggunan burung perkutut baru dianggap merdu kalau suara depan bersih, tidak berakhir dengan huruf R, seperti misalnya “Hur”, dan tidak berakhir dengan huruf K seperti “Ok” atau “Wek” tapi berakhir dengan bunyi O. Misalnya “Wao” atau “Klao” yang terdiri dari 2 suku kata yang nadanya tergabung secara kontinyu. Iramanya harus luwes, panjang dan membat (memantul). Suara tengah harus terdiri dari 2 suku kata atau lebih, tidak boleh kosong atau hanya terdengar sebagai satu suku kata saja. Bunyi tiap suku kata harus terdengar jelas, dan nada masing-masing harus sama. Suara ujung belakang tidak boleh pendek dan berakhir dengan huruf K (misalnya “Kuk”, “Pek” atau “Bek”), melainkan “Koooooongngng” yang panjang dan berhentinya pelan-pelan.

Selain itu tempo yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu “Hur – kete – kuk” juga harus kalem, runtut irama lagunya, ritmis dan serasi pause (selang waktu istirahatnya) antara bunyi “hurketekuk dengan hurketekuk lainnya”.

Khusus bagi suara ujung, dikenal beberapa istilah kualitas suara. Antara lain kuk bares, kuk arum, keteko bares, tirto koo arum, ukung, kung langu, koong kotor, koong kasar, koong cowong, koong angin, koong bersih, dan koong semblih. Tapi Ketua Umum P3SI itu mengaku belum memahami arti istilah-istilah itu. Dan katanya belum ada yang menjelaskan apa yang dimaksud dengan istilah-istilah itu. *** B. S via fb.komunitas pecinta burung.


Sumber : http://www.ngasih.com/

Mengenal Perkutut

Satu lagi burung merdu nan indah suaranya. Burung perkutut, burung kalem dengan ukuran kecil dan berbulu warna abu-abu ini sudah lama menjadi idola perkutut mania. Meski keberadaan tidak cukup banyak namun perkutut banyak memikat kaum separuh baya dari kalangan menengah kebawah. Anda pernah tahu dekukur? Nah ini masih keluarga dengannya dan jenis burung lainnya seperti Dederuk Jawa dan juga Merpati. Berikut sedikit info perkutut untuk sobat burung kicau yang ingin mengetahui jenis jenis perkutut dan ciri perkutut jantan betina.
Memelihara Burung Perkutut Dengan Mengetahui Ciri dan Jenisnya
burung perkutut
Ciri Perkutut Jantan dan Betina
Jika anda belum pernah memelihara perkutut, maka akan sedikit susah untuk membedakan perkutut jantan dan betina. Ciri perkutut jantan bila diperhatikan memiliki raut muka garang dengan sorot mata yang tajam. Selain itu juga perkutut memiliki ekor yang panjang dan bentuk kepala cenderung kecil. Disamping itu, perkutut jantan juga berparuh panjang, serta melengkung tipis. Secara keseluruhan burung perkutut jantan memiliki postur yang relatif lebih besar. Bila dilihat dari tingkah laku seksualnya, perkutut jantan akan berbunyi sembari menganggukkan kepala di dekat seekor betina.
Sedangkan ciri perkutut betina salah satunya adalah raut muka yang sayu. Selain itu kulit yang melingkar di mata tampak tipis dan warna bulu kepalanya terkesan gelap. Disamping itu bentuk kepala cenderung bundar dan berekor pendek. Secara keseluruhan bila dilihat ukuran tubuh perkutut betina tampak lebih kecil dari pada perkutut jantan.
Memelihara Burung Perkutut Dengan Mengetahui Ciri dan Jenisnya
perkutut jantan
Jenis-jenis Perkutut di Indonesia
Burung perkutut dengan nama latin Geopelia striata banyak ditemukan di hutan-hutan dataran rendah. Persebarannya di Indonesia meliputi daerah Jawa, Sumatra, Bali dan Nusa Tenggara dengan type yang berbeda-beda masing daerah. Para pecinta perkutut membedakannya berdasarkan daerah aslinya, contohnya perkutut Sumatera, perkutut Jawa, perkutut Bali, serta perkutut Nusa Tenggara. Berikut jenis jenis burung perkutut yang ada di Indonesia.
1. Burung Perkutut Striata, merupakan perkutut belang asli yang umum dipelihara. Banyak ditemukan di Jawa, Bali, Lombok dan Sumatera. Jenis yang paling umum dan paling banyak dipelihara adalah perkutut lokal dan bangkok.
2. Burung Perkutut Maungeus, merupakan jenis perkutut belang yang berasal dari Sumba, Sumbawa dan Pulau Timor. Perkutut yang juga sering disebut perkutut Sumba ini sekilas mirip dengan Perkutut Jawa. Hanya saja tubuh bagian bawahnya memiliki garis melintang dan kulit disekitar mata yang berwarna kuning.
3. Burung Perkutut Audacis, merupakan jenis perkutut belang yang berasal dari kepulauan Kei dan Tanimbar.
4. Burung Perkutut Papua, merupakan jenis perkutut belang yang berasal dari Papua (Irian Jaya dan Papua Nugini)
Memelihara Burung Perkutut Dengan Mengetahui Ciri dan Jenisnya
perkutut australia
Selain jenis jenis perkutut diatas, ada juga jenis peralihan dari negeri seberang seperti burung perkutut australia yang tersebar hampir menyeluruh daerah. Perkutut Australia termasuk burung yang dilindungi oleh National Parks and Wildlife Act. Bentuk dengan ukuran yang bervariasi antara 26-30 cm juga memiliki suara yang merdu dan tidak kalah dengan perkutut lokal Indonesia.
Demikian informasi singkat tentang burung perkutut, beserta ciri dan jenisnya yang tersebar di Indonesia. Untuk pengetahuan lebih lanjut, jika anda ingin menjadi memelihara perkutut sebaiknya anda mengetahui perbedaaan antara burung perkutut lokal dengan bangkok terlebih dahulu. Masing-masing memiliki prospek yang bagus untuk diternakan karena suaranya yang merdu nan gacor.

Sumber : https://burungkicau.net

Pakan Alternatif Murai Batu

Pada kehidupannya di alam liar, sebenarnya kroto tidaklah makanan utama untuk burung murai batu. Sepanjang ini kroto amat diprioritaskan pemberiannya pada burung murai batu. Kroto merupakan di antara makanan fresh untuk pemacu supaya burung murai batu rajin berkicau.

Image result for pakan murai batu

Sekarang ini kroto dapat diperoleh di pasaran dengan harga yang terus meningkat serta pada waktu spesifik kadang-kadang ketersediaannya amat sukar diperoleh, hingga butuh dipertimbangkan pakan alternatif pengganti kroto. Pakan alternatif burung murai batu tersebut yaitu : 

1. Jangkrik full tahu sebagai konsumsi bergizi tinggi untuk burung murai batu 

Jangkrik yaitu pakan yang telah jadi pakan harus untuk murai batu. Namun yang sangat utama yaitu bagaimana cara menghidangkan jangkrik yang penuh dengan konsumsi gizi, hingga jangkrik yang dimakan burung murai batu tidaklah jangkrik dengan perut kosong atau jangkrik kopong atau dengan kata lain, kita berikan makan jangkrik dengan tahu terlebih dulu sebelum saat jadi pakan murai batu.

Tahu sendiri terbuat berbahan basic kedelai yang pasti kandungan Vit. E nya yang tinggi. Cara ini praktis meskipun agak repot, caranya yaitu seperti berikut:Beli tahu putih, untuk karung jangkrik cukup 2 plastik tahu, taruh di baskom plastik lantas remas remas.
  • Taruh tahu di nampan atau di media yang lebar, bebas pokoke, gelar tidak tebal serta jemur dimatahari untuk menghilangkan kandungan air. 
  • Setekah 4 jam, taruh kembali tahu tersebut di baskom serta beri tambahan vit. E.... Remas remas lagi pastinya n vitaminnya dapat testomin atau vit. Infertilitas atau vit. Yang lain lah n janganlah lupa kasih garam untuk tambahan vit. D serta agar gurih pastinya heheheheheheh ). 
  • Gelar lagi di nampan serta angin anginkan n janganlah dijemur di area panas agar kandungan vitamine gak ilang. 
  • Sorenya taruh di piring kecil serta sajikan di baskom jangkrik kandang murai kita or di kotakan jangrik. 
  • Tes saja paginya, jangrik2 tersebut dah pada makan n perutnya penuh tahu yang full gizi. 

2. Telur bebek atau telur ayam 

Telur dapat jadi pakan alternatif untuk murai batu di waktu kroto langka di pasaran.
Cara bikin telur pengganti kroto yaitu seperti berikut:
  • 2 butir telur putihnya, butir telur kuningnya masukan ke plastik bening lantas kocok asal saja agar tidak jadi ngembang. 
  • Lantas rebus/kukus sampai masak serta sesudah dingin potong-potong sebesar ibu jari kita, lantas parut sama parut keju. 
  • Telur ini meyakini diperlukan sama peternak murai batu dikarenakan trotolan makannya lahap sama lahapnya dengan makan kroto aslinya. Istimewanya pakan telur ini yaitu, pada trotolan murai batu yang makan telur ini beraknya tidak mencret layaknya makan kroto aslinya. Insya alloh dampak positipnya bagus tanpa ada dampak negatipnya. 
  • Untuk murai batu dewasa, supaya akan makan siasati lewat cara : pakan waktu sore dikosongkan. Pagi s/d sedang hari kasih telur itu, bila ada kroto kasih sedikit saja di atasnya untuk pancingan.


Sumber: http://merawat-burung.blogspot.co.id/

Teknik Budidaya Ulat Kandang

Teknik budidaya ulat kandang sebenarnya tidaklah terlalu sulit, hanya membutuhkan ketekunan dan perhatian secara intensif pada pelaksanaannya. Dibawah ini kami akan ulas secara umum mulai dari langkah-langkah persiapan sampai tahap panen. 
Hal pertama yang harus dipersiapkan adalah peralatan dan perlengkapan sebagai penunjang budidaya ulat kandang, antara lain adalah sebagai berikut :
          Tempat budidaya
Tempat budidaya ulat kandang yang terpenting adalah beratap, baik didalam/diluar ruangan (terhindar dari sinar matahari dan hujan), di sarankan lebih baik tempatnya gelap (20% cahaya). Dipasang penerangan digunakan apabila memberi pakan dan kegiatan lain yang dianggap perlu. 
          Kotak
Kotak  di gunakan sebagai tempat menaruh indukan dan pembesaran bibit ulat kandang. Kotak disarankan menggunakan kayu dengan beralaskan triplek dan pada pinggiran kotak bagian dalam di lapisi dengan triplek melamin supaya indukan maupun ulat kandang tidak bisa merambat keluar kotak. 
Untuk ukuran kotak dapat disesuaikan dengan selera, namun ukuran kotak dapat menentukan besarnya jumlah indukan. 
          Ayakan
Ayakan secara umum dibedakan 3 macam yaitu,
Ayakan ukuran besar : digunakan untuk memisahkan janggel jagung
Ayakan ukuran sedang           : digunakan untuk memisahkan indukan
Ayakan ukuran kecil   : digunakan untuk memisahkan ulat kandang
          Serok / cikrak plastik
Bisa dibeli di toko alat kebersihan, digunakan untuk mengambil media dari kotak (bisa menggunakan peralatan lain)
          Kuas atau sikat plastik
Digunakan untuk membersihkan kotak 
          Baskom Plastik
Digunakan sewaktu menakar makanan. 
          Timbangan
Digunakan untuk menimbang ulat kandang waktu panen dan menimbang makanan 
          Kalender
Digunakan untuk menjadwal pembibitan, pembesaran dan waktu panen.
          Spidol Warna
Memberi tanda pada kotak (apabila indukan di tanam secara estafet)
          Janggel jagung
Digunakan untuk media pembibitan pada kotak indukan, (disarankan janggel jagung dipecah terlebih dahulu, alat yang digunakan adalah palu), mungkin ada beberapa peternak yang menggunakan media kapas.
          Polar
Adalah media sekaligus makanan bagi indukan maupun ulat kandang, bisa diperoleh di toko pakan ternak terdekat.
  1.       Indukan
Indukan yang lazim disebut dengan kepek, bisa diperoleh dari kandang ayam. Namun ada beberapa peternak yang sudah menyediakannya.
  1.        Penanaman Indukan
Hal yang paling utama dalam proses ini adalah memperkirakan jumlah kepek yang akan ditanam, dengan menyesuaikan besarnya kotak. Namun sebelumnya ada beberapa langkah yang harus dipersiapkan antara lain :
  1. Siapkan kotak kosong yang sudah dibersihkan.
  2. Masukkan media polar secukupnya (setiap peternak memiliki versi masing-masing)
  3. Masukkan janggel jagung yang sudah dipecah (disarankan lebih banyak lebih baik)
  4. Yang terkhir masukkan kepek ke dalam kotak sesuai takaran.
  5. Lingkari kalender anda untuk menandai penanaman kepik.
Dalam menakar jumlah kepek dan polar yang akan dimasukkan kedalam kotak kami hanya menyarankan sebagai berikut :
NO
UKURAN KOTAK
JUMLAH KEPIK
JUMLAH POLAR
1
120 cm x 60 cm
0,5 – 0,7 kg
1,5 – 2 Kg
2
120 cm x 80 cm
0,8 – 1 kg
3 – 4 Kg
3
180 cm x 90 cm
2 – 2,5 kg
4 – 6 Kg
Jumlah takaran diatas didapatkan dari hasil pengalaman kami, silahkan anda ubah sesuai versi anda sendiri.
  1.        Pemindahan Indukan
Pemindahan indukan ulat kandang (kepek) dapat dilakukan setelah 9 – 12 hr (disarankan 10 hr), di kotak sudah terlihat ulat kandang yang masih berukuran kecil. Adapun Teknik pemindahan/pemisahan sebagai berikut :
  • Siapkan ayakan ukuran besar;
  • Pisahkan janggel jagung dari media (di ayak dengan ayakan ukuran besar), kemudian pindahkan janggel jagung kekotak kosong;
  • Siapkan kotak kosong;
  • Siapkan ayakan ukuran sedang;
  • Pisahkan indukan ulat kandang (kepek) dengan menggunakan ayakan ukuran sedang;
  • Ayaklah media tersebut diatas kotak kosong;
  • Indukan ulat kandang (kepek) yang sudah dipisahkan bisa di tanam lagi dengan media baru dan janggel jagung baru.
  • Janggel jagung yang sudah dipisah dibiarkan terlebih dahulu.

  1. Pembesaran Ulat Kandang 
  2. Perawatan harian
  3. Panen